Design a site like this with WordPress.com
Get started

Bentol – bentol / ruam- ruam merah pada peta corona pemprov dki…

Bentol bentol biasa ditandai dengan alergi tertentu atau digigit serangga , kalau serangga yang paling umum adalah nyamuk , ia menghisap darah. Tapi yang di peta, iblis imut bernama covid ingin menghisap nyawa.

~pendapat sendiri

Menuju akhir April , per tanggal 22 April hari ini , Kasus Corona Indonesia belum nampak ada penurunan signifikan. Garis kurva positif masih naik tapi untungnya diikuti dengan garis sembuh turut naik walau belum bisa menyusul garis positif. Hingar bingar berita update dan gaduh covid dari kanal saluran TV, desas desus di sosmed yang belum bisa dipercaya langsung kebenarannya,kanal live streaming berita di internet, forum diskusi internet dan dari portal berita online hanya membuat rasa kesal,takut,senang dan resah bercampur aduk dan mencabik-cabik pikiran , kebiasaan baru pun terbentuk yaitu menunggu update corona yang disampaikan Jubir Pak Yuri setiap hari antara setengah 4 sampai jam 4 sore dengan harapan angka kasus menurun. Hari ini didapat total update berupa jumlah 7418 positif, sembuh 913 orang dan yang meninggal 635 orang per 22 April ini.

Ya jujur aja , berita-berita tersebut mengganggu psikis dan mental. Dari kasus ini bisa dibilang kali ini peluang psikolog dan psikiater bisa STONKS. Selain itu berita hanya membentuk siklus berita yang muter muter membahas kriminalitas , gelombang kedua corona, jumlah ODP PDP ,yang mati dan OTG , mudik, penambahan angka pengangguran , badai phk , imbauan sana sini , Perjuangan dan pengorbanan Garda terdepan , distribusi sembako yang tepat maupun salah sasaran , mafia alkes dan obat , jumlah reagen dan distribusi APD,vaksin yang masih dalam tahap uji ,dll membuat panik dan disturbing bagi semua orang walau tergantung bagaimana cara masing masing orang menanggapinya. Terkadang media menebarkan ketakutan.

Di DKI? karena saya tinggal di Jakarta jadi kali ini menyinggung DKI Jakarta. Di DKI Jakarta sendiri masih memegang ranking 1 kasus terbanyak disusul Jatim dan Jabar serta daerah lainnya. Angka angka yang meningkat rasanya di setiap kota seolah olah saling berlomba dan berkompetisi satu sama lain tetapi tanpa definisi garis finish yang jelas.

Cukup Phatetic. PSBB yang digadang gadang bisa menurunkan kasus positif kok rasanya belum ngeluarin jurus ampuhnya ya.. ya mungkin karena penegakkan aturannya belum efektif dan belum keras, pertimbangan lama waktu inkubasi virus , banyak masyarakat yang bandel keluar keluar tapi dengan meninjau juga individu punya kepentingan yang berbeda seperti tetap bekerja agar pundi-pundi duit tetap aman (dengan meng-exclude kan orang orang yang hobi nongkrong atau ngumpul2 unfaedah, masyarakat indonesia terlampau santuy dan belittle virus ini , atau mungkin udah kena brainwash agar tetap santuy diawal yang dimana benang merahnya bisa ditarik dari berita mengenai indonesia kebal corona,corona tidak masuk ke indonesia,corona mati di iklim tropis blablabla yang sampai sekarang malah menunjukan keadaan yang bertentangan/oposisi serta faktor edukasi corona yang 100% belum bisa dipahami secara sempurna dari sekian juta semua masyarakat dki ), ke pasar agar dapur tetap ngebul dan siapa tau terselip kepentingan krusial lainnya yang mengharuskan mobilisasi tetap berjalan entah harus memutuskan memakai kendaraan dan mengaspal ke jalan kembali hingga menuju ke tempat yang ingin dituju , naik kereta jika tempatnya jauh atau bahkan jalan kaki sekalipun.(lanjut ke hal.2)

Cerita dan pendapat saya mengenai pertama kalinya study/work from home berkepanjangan karena suatu hal pengacau bernama covid-19

Virus brengsek yang melimitasi pergerakan manusia dan menumbangkan segala bentuk aktivitas terutama outdoor serta mengubah total scene pembelajaran.

~pendapat saya

Serasa mendapatkan ‘culture shock’ di kehidupan sehari2 setelah sfh start dari pertengahan maret lalu

Ok disini gw akan berfokus pada learning from home untuk mahasiswa/i dalam jangka yang panjang . Mungkin sebagian sudah ada yang terbiasa study from home tapi ada sebagian orang yang belum terbiasa dan malah tidak nyaman learning from home berkepanjangan. Bagi sebagian orang, mungkin ada yang merasa mendapatkan ‘waktu tambahan yang lebih banyak dan leluasa’ dari study from home. Selama pandemi, Model study from home ini tidak akan maksimal pelaksanaannya jika:

  • memakai internet yang ‘bandel’ karena bisa saja terputus koneksinya / masalah di tengah tengah transmisi internetnya sehingga output video/audio yang dihasilkan kurang jelas. Jika dilihat dari Point-Of-View lain, concern lah ke pedalaman atau area yang sinyalnya kurang bagus/insfrastruktur internetnya belum terlalu memadai, yang masih memakai kuota dan belum tercover ISP kabel yang cukup bagus.
  • faktor server pendukung KBM (sebutlah e-learning) yang terkadang down
  • faktor tempat belajar di rumah yang kurang nyaman
  • diskusi dosen-mahasiswa melalui platform apapun yang kurang aktif
  • faktor ‘kenyamanan berbuah kemalasan’ yang berasal dari kasur untuk rebahan dan mempengaruhi psikis
  • faktor distraction dari gadget maupun hal-hal hiburan lainnya yang memicu ketidakseriusan.
  • Yang terbiasa interaksi tatap muka 2 arah kini memakai media internet dan tatap muka secara remote. Feel yang didapat dari interaksi di kelas secara langsung akan sangat berbeda , ini sangat terasa sekali dari sisi penyampaian materi pengajaran yang dimana mahasiswa mencatat langsung ( mungkin ada kaitannya dengan muscle memory), atau mungkin ada yang merekam, dan sesi bertanya bisa lebih intens yang setidaknya dapat mengingat sedikit sedikit apa yang sudah diajarkan tadi saat pulang ke rumah . Disini posisi mahasiswa/i menurut saya masih dalam tahap guided terhadap materi apa yang akan dipelajarinya.

Virus Ini juga perlahan mengubah pola belajar / menggeser kebiasaan belajar yang biasa ‘belajar apa yang telah disampaikan tadi dirumah /atau ada yang lebih PD nerjainnya di perpus atau tempat publik lainnya , team-up lakukan diskusi dan dapat mencari materinya kembali di internet info lebih lanjut’ menjadi hampir sepenuhnya left-unguided dan dituntut mandiri yaitu ‘belajar sendiri & berusaha pahami semuanya’. Ok lah , hal ini bisa dilakukan. Mencari materi dalam bentuk web/video emang bisa dilakukan di internet asal mampu memainkan keyword yang pas di mesin pencari dan dibuat daftar/list urutan materi mata kuliah yang harus dipelajari yang dimana diperoleh dari e-learning. (lanjut ke Page 2)

Web sederhana dengan tampilan simple…(di jaman now)

should that be the case?

Web dengan tema sederhana & simple… apa gak dull dan unttaractive tuh? kenapa ga dipermak sedemikian rupa supaya jadi eyecandy? jaman sekarang desain web bukannya harus bagus ? enggak juga (menurut POV saya dan bagus enggaknya itu relatif). Disini saya berpendapat bahwa kesederhanaan dan simple itu lebih untuk menekankan straightforwardness, prinsip KISS(Keep it Simple Stupid) ,responsiveness dan kemudahan navigasi. Memang sejujurnya saya kurang suka tampilan web yang bisa dibilang tampilan blink- blink nya over , berat/lemot saat load , dan terdapat kerumitan dibagian navigasinya . Disini saya juga kurang lihai dalam memikirkan konsep desain templatenya dan merasa belum perlu untuk meninjau lebih lanjut mengenai aspek estetikanya, jadi untuk sementara memakai theme default bawaan WP dan beum dipermak serta dibiarkan tampil apa adanya saja . Sekarang bisa dibilang cukup mudah kalau memakai semacam WP,blogspot,dll untuk mempermak web dan banyak resource tersedia di internet untuk belajar mengutak atik tampilannya , atau kalau mau hardcore mode ( buat dari scratch dengan melibatkan banyak barisan kode html,css,js dan kawan kawannya yang cukup untuk melatih fokus dan mencapekkan jari jemari anda setelah berlama2 menari diatas tuts keyboard ( eh, sekarang jamannya framework ya ?).Well good reason, tapi untuk sekarang untuk web personal seperti ini sepertinya tidak usah permak sana sini tidak apa-apa ,dan bukan untuk kebutuhan profesional dan adsense juga . Dan lagian web ini juga dibuat secara iseng iseng sebagai sampingan untuk mengisi waktu kegabutan saat pandemi covid sedang berlangsung.(lanjut ke page 2)