Design a site like this with WordPress.com
Get started

refleksi karantina

Masyarakat yang turut melapor keadaan keramaian dan kejadian kejadian yang tidak diharapkan dilingkungan sekitar, hmm 2 jempol. Jurnalisme Warga naik di masa pandemi seperti ini.

Akankah automation sepenuhnya mengganti peran manusia kalau ada bencana seperti ini lagi? Automation ga bisa demo, nuntut ini itu , licking your boss ass ,robust , tidak merasakan phk,dll..

Sudah banyak yang punya urge pengen keluar-keluar dan cari hiburan ,saya pun juga gitu, maklum udah jenuh dipenjara dirumah oleh covid. Setiap orang akan mencatat , mendokumentasikan , merasakan dan merekam suasana baru tersebut. Sulitnya meredam euforia… Saya harap implementasi New Normal tidak menjadi ‘Dopamin yang baru yang melebihi batas’ . Don’t Celebrate Too Early. Bersenang sewajarnya aja karena ancamannya masih exist. ‘Prokalamasi kemerdekaan dari covid’ tidak bisa terjadi dalam waktu cepat.

Buat daku sendiri , New Normal kali ini bukan untuk menerapkan protokol kesehatan dan mengubah perilaku dalam aktivitas keseharian saja , namanya juga ‘New Normal’ , saya anggap ini jadi ajang buat ngerubah personality dan ngerubah diri sendiri juga. Saya nyebutnya dengan term ‘Playing Identity’ , mungkin terdengar aneh tapi bagi saya kalimat ini punya keunikan & makna tersendiri.

Refleksi lainnya dari karantina ini adalah ‘belajar memahami bumi yang hanya ingin istirahat sejenak‘, wildlife yang agak berseri sejenak, air quality naik … Tapi Habit merusak lingkungan ya masih ada , ‘teriakan dari alam sekitar‘ masih bisa didengar. Penggunaan kendaraan pribadi yang cenderung terbatas jadi bisa ngurangin tingkat polusi dan emisi karbon lah istilahnya , outputnya langit Jakarta bisa membiru sejenak. Matahari yang sinarnya gak biasa dan cerah sekali saat penurunan polusi . Pabrik dengan cerobong yang meghasilkan asap yang membumbung tinggi dan stop operasi sebentar juga berdampak. Deforestasi masih tetep jalan .Pesawat yang jarang terbang mungkin cukup berpengaruh sama air quality. Pemandangan gunung yang mulai jelas dari kejauhan di beberapa ibukota menjadi pertanda baik / indikator polusi turun. Lalu keranjingan belanja online , bisa dibilang penggunaan sampah plastik meningkat. Peluang usaha buat bikin bahan bahan ramah lingkungan bisa dibilang suitable pas waktu-waktu kayak gini. Cuan nya pasti gede lah. Disamping itu , masker yang terbuang. Imagine that. Kalau di negara maju luar sana , ditengah tengah pandemi lagi naik trend buat cycling a.k.a goes sepeda , pilihan yang bagus. Entah kalo dibidang renewable energy , akankah ada improvement dan opsional kedepannya.. Dan masih banyak hal lainnya , ga bisa 100% menuruti kemauan bumi yang ingin mengistirahatkan capeknya dari ulah manusia.

Kontemplasi lainnya yang saya dapatkan adalah ‘rethinking my study’ , ‘building a spare time pet project’ dan mencoba menggali peran buat lingkugan sekitar dan memahami eksistensialisme saya sendiri. Sebenarnya banyak skill yang bisa dipelajari dalam masa ini.

Saya hanya mengharapkan new normal dengan kejelasan dan ketegasan. Saya ingin menginjakkan kaki saya di daerah yang berbeda kembali , tidak hanya terus-terusan dirumah ini.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: