~cerita singkat mengenai pembunuhan passion/passion yang terbunuh. Tidak ada pelaku yang tertangkap , tidak ada tersangka ditetapkan , tidak ada autopsi ,tidak ada gelar perkara dan tidak ada persidangan serta tidak ada kehidupan penuh berlinang air mata, hanya sebuah penyesalan saja diakhir.
Jika pemakaman / kuburan menerima penguburan selain manusia atau makhluk hidup lainnya , gue akan menempatkan suatu hal bernama ‘passion’ disamping makam sendiri,akan ada ukiran tulisan ‘R.I.P passion’ di batu nisan itu, meski ia bukan makhluk hidup. Tidak masalah jika tidak ada yang menaburi bunga,tidak masalah jika tanahnya gersang. Selain itu masih banyak hal lainnya yang bisa dikubur selain passion.
~myself
Passion biasa dikaitkan dengan ketertarikan akan suatu hal, hal yang disukai atau senangi , hal yang dapat kita nilai lebih dalam menjalankannya dan meningkatkan derajat/menaikkan nama bidang tersebut, hal yang benar benar berpotensi membuat sesorang menjadi enthusiast di bidang tersebut, pikiran dan fokus dominan terkerucutkan ke bidang itu, dilakukan tanpa paksaan dan tekanan dari pihak manapun melainkan dijalankan secara ikhlas dari diri sendiri lalu sesorang rela mengorbankan waktu untuk mempelajari hal tersebut lebih dalam atau melakukan spesialisasi di bidang tersebut. Passion bisa memberikan ‘boost’ dan semangat lebih. Disamping itu juga adanya kerelaan menghadapi berbagai tantangan , cobaan dan manis pahit / jatuh bangun yang ada dalam mengejar bidang yang seseorang sukai.
Pada masa pandemi dan karantina seperti ini, sepertinya cocok untuk mencari jati diri dan passion.
Tapi dalam pelaksanaannya , selalu ada aja halangan dan liku-liku buat mengejar dan menghidupi passion ini. Menurut pengalaman saya sendiri ada beberapa hal yang bisa jadi faktor : (continue to page 2)