~gw rekomendasikan untuk merenungkan aspek ini kembali dan jangan sampai tersesat/salah arah/ menyesal. Gw juga mengalami hal demikian sekarang dan tidak tahu kedepannya bakal gimana karena gw bukan seorang peramal. Sebuah momok yang menakutkan.
~pendapat saya
Started to realize this during my third semester, and now it’s keep getting worse and dicouraging in my 4th semester . But remain continue coz i don’t want to let ’em down. I’m learning to carry out my responsibility. Walau tetap gatau kedepannya gimana.
Ok gw akan membahas weed out class secara singkat. Sebenarnya weed-out ini sangat sulit dijelaskan dalam pemaparan bahasa indonesia tapi i”ll do my best.
Weed-out class itu hal trivial/ spele yang jarang disadari,dimaknai dan dipertimbangkan calon mahasiswa maupun yang sedang menyandang status mahasiswa. Lebih baik sih pikirkan matang-matang deh.Waktu ‘sadar akan efek weed out’ ini munculnya itu random, bisa diawal , pertengahan semester atau akhiran.
I acknowledged myself dari awal lulus sma i’m a bit forced to go to college and i think it was too rushed , padahal dulu mau break dulu sebenarnya.
Definisi Weed out class ( source from collegeconfidential.com) : weed out class in general was intended to weed out those students who would; not do the work, or were unable to keep up w/the work, and/or didn’t have the ability to advance in the subject beyond the introductory level.
Yang umumnya yaitu ‘Unable to keep up the work’ diatas sama satu point lagi menurut saya, forced to quickly catch up lesson material . those hit us hard.
Weed out class downsidenya bisa berupa down pada mental. Weed out sejenak membuat gw berpikir jurusan yang dipilih di suatu waktu tertentu / sewaktu-waktu no longer suits me. Well life sometimes doesn’t meet your expectation , combating the expectation and forcing it to follow what we want is exhausting. Kalo udah kelamaan ga nyaman serasa Rugi tanem duit ke suatu hal yang kecocokan nya sudah pudar dan ga sesuai keinginan lagi.
Jika fase ini sudah mencapai tingkatnya , rasanya kehendak bebas/free will menghilang begitu saja dan kita bingung mengontrol pilihan yang udah dipilih. Kebimbangan langsung menyeruak.
Ciri weed out class umumnya :
- Materi yang diajarkan terasa terlalu cepat no matter how pro your professor is.
- So much RTFM in that class
- Ujian yang diberikan susahnya melebihi bobot materi yang dijelaskan.
- Kelas yang dirancang susah sekali , tugas yang menuntut explore materi bener2 deep seluruhnya diluar sesi kelas.
- Tingkat ketidaklulusan tinggi dan turun temurun diceritakan ear-to-ear dari senior.
Weed out class sendiri punya definisi lainnya, menurut referensi dari urbandictionary.com yaitu “A class, typically in college, that is meant to make the student rethink their major/career path due to unprecedented heavy course loads, high stress-levels, and high-paced environment” atau kalau diartiin simplenya ya kelas matkul yang biasanya di perkuliahan , dimaksudkan untuk menyadarkan mahasiswa /i agar memikirkan/dipikir ulang lagi jurusan mereka pilih /jalur karirnya ( dengan basisnya dari jurusan yang ia pilih) karena disebabkan oleh yang beban tugas berat dari yang sebelumnya, tingkat stres tinggi dan materinya cukup berat.
Ok kenapa ini jadi masalah? Berdasarkan pengalaman saya masuk di jurusan kuliah berbau STEM , ada beberapa matkul baik dri yang level awal awal introduction maupun sampe level advance ( early semester, sophomore and so on) ada nih yang sifatnya untuk ‘weed out’. Kalo menurut pendapat saya weed out itu lebih ke ‘menyaring’ atau ‘memfilter’ para mahasiswa/i yang sedang mengambil matkul itu apakah ‘layak’ kedepannya atau enggak, maksudnya lebih lanjutnya adalah dari matkul yang diambil terutama yang isinya merupakan fundamental / dasar dasar yang melandasi pemahaman dasar bagaimana suatu bidang bekerja dan berbagai teori-teori pendukungnya akan berpengaruh kedepannya ke matkul yang di semester tinggi serta karir yang akan diambil sesudahnya ,dimana matkul itu juga sebagai tolak ukur dan akan bener2 menilai bagaimana skill,keterampilan,niat dan kegigihan mahasiswa/i yang berkutat di bidang itu. ( Lanjut ke hal.2)