Virus brengsek yang melimitasi pergerakan manusia dan menumbangkan segala bentuk aktivitas terutama outdoor serta mengubah total scene pembelajaran.
~pendapat saya
Serasa mendapatkan ‘culture shock’ di kehidupan sehari2 setelah sfh start dari pertengahan maret lalu
Ok disini gw akan berfokus pada learning from home untuk mahasiswa/i dalam jangka yang panjang . Mungkin sebagian sudah ada yang terbiasa study from home tapi ada sebagian orang yang belum terbiasa dan malah tidak nyaman learning from home berkepanjangan. Bagi sebagian orang, mungkin ada yang merasa mendapatkan ‘waktu tambahan yang lebih banyak dan leluasa’ dari study from home. Selama pandemi, Model study from home ini tidak akan maksimal pelaksanaannya jika:
- memakai internet yang ‘bandel’ karena bisa saja terputus koneksinya / masalah di tengah tengah transmisi internetnya sehingga output video/audio yang dihasilkan kurang jelas. Jika dilihat dari Point-Of-View lain, concern lah ke pedalaman atau area yang sinyalnya kurang bagus/insfrastruktur internetnya belum terlalu memadai, yang masih memakai kuota dan belum tercover ISP kabel yang cukup bagus.
- faktor server pendukung KBM (sebutlah e-learning) yang terkadang down
- faktor tempat belajar di rumah yang kurang nyaman
- diskusi dosen-mahasiswa melalui platform apapun yang kurang aktif
- faktor ‘kenyamanan berbuah kemalasan’ yang berasal dari kasur untuk rebahan dan mempengaruhi psikis
- faktor distraction dari gadget maupun hal-hal hiburan lainnya yang memicu ketidakseriusan.
- Yang terbiasa interaksi tatap muka 2 arah kini memakai media internet dan tatap muka secara remote. Feel yang didapat dari interaksi di kelas secara langsung akan sangat berbeda , ini sangat terasa sekali dari sisi penyampaian materi pengajaran yang dimana mahasiswa mencatat langsung ( mungkin ada kaitannya dengan muscle memory), atau mungkin ada yang merekam, dan sesi bertanya bisa lebih intens yang setidaknya dapat mengingat sedikit sedikit apa yang sudah diajarkan tadi saat pulang ke rumah . Disini posisi mahasiswa/i menurut saya masih dalam tahap guided terhadap materi apa yang akan dipelajarinya.
Virus Ini juga perlahan mengubah pola belajar / menggeser kebiasaan belajar yang biasa ‘belajar apa yang telah disampaikan tadi dirumah /atau ada yang lebih PD nerjainnya di perpus atau tempat publik lainnya , team-up lakukan diskusi dan dapat mencari materinya kembali di internet info lebih lanjut’ menjadi hampir sepenuhnya left-unguided dan dituntut mandiri yaitu ‘belajar sendiri & berusaha pahami semuanya’. Ok lah , hal ini bisa dilakukan. Mencari materi dalam bentuk web/video emang bisa dilakukan di internet asal mampu memainkan keyword yang pas di mesin pencari dan dibuat daftar/list urutan materi mata kuliah yang harus dipelajari yang dimana diperoleh dari e-learning. (lanjut ke Page 2)