Design a site like this with WordPress.com
Get started

Surat untukku di masa depan & clean up blog ini…

Kemarin adalah sejarah , besok adalah misteri

This is a reminder for me in the future. Target pos dibuka yaitu tahun 3-5 tahun kemudian atau bahkan 1 dekade kemudian.

Tipenya sih postingan di blog, tapi serasa ngomong dengan 2 kepribadian di dalam satu diri, itulah hidup, D(inisial aku), ada sisi gelap dan terang. Sekali – kali bertemanlah dengan sisi gelap tersebut supaya lu bisa instropeksi.

i’m trying to think ahead here…

Dear myself in the future, you’re meeting your old version of your life. You need something new, and diverse. here’s the message from your old life :

**D, sebelum anda baca , putar musik favoeit anda di periode 2020 ini dan buat ulang suasana saat anda sedang menulis ini di masa depan ya…

Hei D(pakai inisial saja deh, ini merujuk ke diriku sendri),kamu sedang menuliskan ini di tanggal 15/09/2020 di masa pandemi Sar-Cov-2 yang start dari awal Januari dan belum kunjung mereda sampe sekarang, lu menulis ini sebagai reminder dan bahan refleksif untuk dirilu sendiri di masa depan, disamping sedang menulis ini lu sedang juggling tugas kuliah( buka Microsoft Teams) serta menuntaskan berbagai masalah yang ada di hiduplu, saat ini pencarian jati dirilu masih dalam proses. Pencarian makna hidup, pembelajaran filosofi/filsafat berkaitan dengan kehidupan yang tepat,dsb akan menuai hasil kedepannya. Saat ini lu harus push limit dirilu dan multitasking, multitask rasanya capek banget tapi ingat per 2020 ini lu pernah mikir kalo udah masuk ke fase adult itu akan semakin bertambah responsibility(tanggung jawab) dan lu harus pinter” manage sama prioritasin waktu, ‘Being an Adult is Sucks’ but actually isn’t really sucks.

Oya bro D, lu sempet mikirin quarter life crisis dari maret-2019 april sampe 2020 ini, lu udah tau maskudnya tapi lu harus usahain tackling masalah ini . Masalah waktu ,Waktu tuh ternyata berharga banget dan ketika ini sedang ditulis lu lagi merefleksikan pemikiran lu tentang berharganya waktu yang pernah terlintas di otak lu… bahkan rasanya 24 jam aja ga cukup kan kayak yang lu pikirin buat eksplor ini itu sama belajar hal” esensial baik softskill maupun hardskill diluar kelas kuliah , rasanya tuh sia-sia kalo di dunia lu ga kasih kontribusi , belajar konsep ini itu, cari makna , nyari perspektif yang berbeda, dsb. Inget D, sumbu hidup itu makin pendek. Saat ini sedang diketik , lu lagi mikirin apa esensi semua matkul sama ilmu” bidang lainnya yang lu udah pelajarin, lu sempet takut kedepannya ga kepake tapi percaya ga percaya terpakainya ilmu ini akan dipertemukan di kesempatan yang tepat,D. Jangan lagi underestimate suatu knowledge yang lu dapet. Jangan takut ketika sesorang way ahead daripada dirilu , inget quote tersayang lu ‘Everyone in this world works based on their timezone”.

Kalo kakaklu udah nikah, siap” urusan yang biasa lu lempar ke kakaklu lu harus urus sendiri. Pelajarin prosedurnya. Mengenai nikah mungkin ini ada hubungannya , lu pernah mikir gamau nikah gitu dan gausah pacaran dulu, dipikirin lagi mateng”, emang keputusan ini muncul dari tragedi keluarga yang sering ribut” dan lu mungkin gamau melahirkan ‘next atrocious family’. Dari sini lu bisa pelajarin dan mengamati kakak lu yang udah nikah sama suaminya bagaimana proses menahkodai rumah tangga yang sulit sekali. (Page 2>>)

Pos ini berisi sekumpulan artikel & link yang menginspirasi & mengubah hidup saya…

Pos ini cuma mengandung konten yang sudah disebutkan di judul , mungkin akan diupdate berkala kalo sempet. Hidup jika tidak baca-baca , ngga dipaksa mikir dan nggak nonton video informatif dalam sehari saja rasanya kayak kurang gitu. Saya akan mencoba berkontemplasi terus sampai otak saya perlahan lenyap/decay saat ajal sudah menjemput. Baca-baca yang paling intens seringnya pas kelas reguler kuliah. Baca-baca disini maksudnya baca-baca artikel di internet (bukan buku , tapi saya juga suka baca buku sih) yang menurut saya berguna(dan kebetulan nemu) dan menjadi konsumsi sendiri. Selama pandemi, kalau bengong-bengong aja rasanya otak jadi buntu , pikiran sudah kemana – mana , disisi lain masih banyak hal yang nggak terpikirkan dan suatu saat baru sadar kenapa dari dulu ngga kepikiran .. Banyak hal di dunia mempunyai ‘behind the scene’ , rasanya setiap objek yang diamati bisa diberi tanda tanya…

Artikel penjelasan yang belum saya temui : Mengapa Teknologi terasa benr-bener berkembang pesat di era 1940 – 1960an / post WW2 / setelah area 51 ditemukan? Apakah ada peran makhluk extraterrestrial dibelakangnya ? adakah yang mereverse-engineer teknologi mereka? Atau mereka hanya fiksi belaka? ah i wonder lmao…

Pentingnya memahami dari sudut pandang orang lain

Apasih Esensi Kehidupan

Seni menemukan titik balik dalam kehidupan

187. Menjadi Manusia itu Berproses — 1 Juli 2020 (Channel MenjadiManusia sangat rekomended)

Kekecewaan Manusia pada Kehidupan Modern

Bahasa Alam .. Alam pun punya bahasanya sendiri

We need to get rid of the idea of being a burden – Here’s how we can make a start

8 Logical Fallacies yang Sering Kita Temukan dalam Dunia Maya

The Slave Laborers Behind Your Computer. “Enjoy that man-made electronic device , Are You Thanking Us?”

quote dari Frans Van Houten “Waste does not exist in nature because ecosystems reuse everything that grows in a never-ending cycle of efficiency and purpose.”

The Mystery of Human Uniqueness

Menipu dengan statistika. Bahasan yang menarik…

10 Biggest Puzzles of Human Evolution. Terdapat penjabaran dalam bentuk subartikel di web nya, menarik…

Next Page..(Click Page 2)

refleksi karantina

Awal juni, menjelang new normal banyak yang sudah merindukan suasana normal seperti sebelumnya tetapi kali ini protokol kesehatan dan norma baru diikutsertakan , hal ini yang bakal merevisi old normal. Rasa kesel sudah pasti ada , terutama nungguin pengumuman resmi new normal itu kapan berlakunya soalnya ini penting untuk keberlangsungan aktivitas ekonomi di tengah-tengah masyarakat entah yang menjadi pekerja dan pengusaha. Akhir-akhir ini yang lebih vokal mungkin dari kalangan pengusaha , terutama yang bermain di area pusat perbelanjaan Mall. Banyak yang butuh aturan yang fixed. Disini banyak orang yang membutuhkan kepastian , minim keraguan , kematangan dan minim misinformasi. Rasa kesel terhadap PSBB juga ada, PSBB yang tidak beda jauh dari pelaksanaan new normal yang diberitahu oleh pemerintah, alias masih rame-rame aja.. Diri bertanya tanya “Ini udah new normal belum sih sebenarnya ?”.

Menurut saya lagi-lagi New normal yang punya beberapa sisi dalam pelaksanaannya , dari inisiatif masyarakat sendiri dengan kesadaran diri yang tinggi tanpa harus mengikuti pengumuman pemerintah atau di-enforce, diawasi dan dievaluasi langsung oleh pemerintah daerah mana aja yang boleh ‘new normal’ segera. Dan dari jutaan masyarakat masih ada yang mengalami miskonsepsi dan misinterpretasi new normal , alangkah baiknya guide dan edukasinya tersampaikan dengan baik.

Disamping itu menunggu grafik dan tingkat penyebaran turun sangat bagus untuk melatih kesabaran. Berbagai macam prediksi ada yang meleset tapi wajar lah namanya juga prediksi.

Tingkat apresiasi di bidang sains seharusnya sudah meninggi. Pembelajaran virus, pembuatan vaksin dan hal-hal lainnya yang berkaitan sangat 100% mengandalkan sains. Sains saya rasa memberikan sumbangsih terbesar. Apakah manusia-manusia lain dan saya sendiri mampu memberikan sumbangsih dan impact yang gede juga kedepannya? Kalimat ‘Learn a skill and build a better life with that skill‘ yang saya dapatkan dari forum online masih terngiang-ngiang di kepala ini.

pembunuhan passion

~cerita singkat mengenai pembunuhan passion/passion yang terbunuh. Tidak ada pelaku yang tertangkap , tidak ada tersangka ditetapkan , tidak ada autopsi ,tidak ada gelar perkara dan tidak ada persidangan serta tidak ada kehidupan penuh berlinang air mata, hanya sebuah penyesalan saja diakhir.

Jika pemakaman / kuburan menerima penguburan selain manusia atau makhluk hidup lainnya , gue akan menempatkan suatu hal bernama ‘passion’ disamping makam sendiri,akan ada ukiran tulisan ‘R.I.P passion’ di batu nisan itu, meski ia bukan makhluk hidup. Tidak masalah jika tidak ada yang menaburi bunga,tidak masalah jika tanahnya gersang. Selain itu masih banyak hal lainnya yang bisa dikubur selain passion.

~myself

Passion biasa dikaitkan dengan ketertarikan akan suatu hal, hal yang disukai atau senangi , hal yang dapat kita nilai lebih dalam menjalankannya dan meningkatkan derajat/menaikkan nama bidang tersebut, hal yang benar benar berpotensi membuat sesorang menjadi enthusiast di bidang tersebut, pikiran dan fokus dominan terkerucutkan ke bidang itu, dilakukan tanpa paksaan dan tekanan dari pihak manapun melainkan dijalankan secara ikhlas dari diri sendiri lalu sesorang rela mengorbankan waktu untuk mempelajari hal tersebut lebih dalam atau melakukan spesialisasi di bidang tersebut. Passion bisa memberikan ‘boost’ dan semangat lebih. Disamping itu juga adanya kerelaan menghadapi berbagai tantangan , cobaan dan manis pahit / jatuh bangun yang ada dalam mengejar bidang yang seseorang sukai.

Pada masa pandemi dan karantina seperti ini, sepertinya cocok untuk mencari jati diri dan passion.

Tapi dalam pelaksanaannya , selalu ada aja halangan dan liku-liku buat mengejar dan menghidupi passion ini. Menurut pengalaman saya sendiri ada beberapa hal yang bisa jadi faktor : (continue to page 2)

Saat tempat diri dibesarkan banyak mengalami ‘facelift’ dan banyak hal yang hilang…

Lingkungan yang dinamis….Perubahan adalah mutlak di kehidupan. Jika suatu hal bersifat statis dan gitu-gitu aja maka kehidupan tidak berwarna. Lingkungan hidup ini berubah karena timbal balik antar entitas yang ada di lingkungan itu maupun lingkungan itu sendiri, ada yang dipengaruhi sama ada yang mempengaruhi. Semua hal yang berubah itu membuat diri ini supaya bisa belajar ikhlas. Hal hal yang berubah itu akan menjadi kenangan , cerita yang hanya akan didengar dan disampaikan dari 1 generasi ke generasi selanjutnya dan akan tersimpan visualnya baik dalam pikiran maupun ke dalam sebuah format foto ataupun vidio.

Di lingkungan tempat tinggal saya , ‘come and go’ itu hal biasa tapi sedih buat diinget. Saya merasakan itu ketika berjalan keliling mengamati sekitar.

Dimulai dari penduduk-penduduk lama maupun penduduk asli yang telah lama mendiami wilayah ini lalu perlahan hilang. Ada yang memutuskan untuk stay dan ada yang pindah karena alasan tertentu. Hal yang paling berkesan adalah adalah keseruan,kekhasan,kekompakan, kedekatan hubungan maupun keramahan penduduk-penduduk ini yang sudah saya rasakan dari kecil dan semua itu sulit tergantikan oleh penduduk maupun pendatang baru yang akan pindah ke tempat ini. Penduduk lama ini cukup ramai interaksinya , sering bercanda dan saling bantu. Dari pengamatan saya banyak rumah rumah dengan style tua dan klasik yang kurang lebih umurnya telah mencapai 20-40 tahunan yang lalu yang sekarang sudah reot , terbengkalai dan rusak. (Continue to page 2)

My music playlist compilation

Music can cure things medication never will

Di tengah kesedihan dan penderitaan dunia akibat pandemic serta cobaan untuk manusia yang tak ada ujungnya, alunan musik cukup mendamaikan jiwa dan dapat menjadi pelipur lara. Music is your psychological cure . Musik itu kayak drug tetapi wujudnya dinotasikan dengan nada dan melodi, bisa buat ngefly, dibawa ke dimensi lain seiring struktur lagu (intro, chorus,reff … sampe ending) dieksekusi satu per satu, ditangkap indra pendengaran dan diproses oleh otak. Yah bisa dibilang legal drug , kalo ga legal mungkin karena musiknya didapet dari hasil pembajakan/piracy. Drug yang tentu punya dosis juga, berlebihan di denger juga bisa mempengaruhi psikis, kalo pengalaman saya lagu yang bikin ‘trigger’ worst case nya bisa bikin melakukan perlampiasan. Pelarian selama ini ketika di banjiri macem macem dinamika hidup adalah ke musik , selalu bermuara ke musik. I want to share my playlist.

music is choice , music is life , music is freedom . But i have a little opinion of current state of musical industry . When music nowadays feels bland , lost or run out of creativity , brainwashing, money oriented industry and glorifying instant sold out and music market saturated by over-produced generic sounding and overused sampling , listening to different kind of genres make you appreciate more good underrated songs and make you open minded. Music follows the trend but never forget music history and its past time.

Musik yang mewakili perasaan , yang membuat eargasm ( tergantung penilaian masing-masing ) dan penghayatan penuh merupakan experience yang bener2 klimaks , seperti mendapatkan pelukan dari musik itu sendiri.

Hidup tidak bisa lepas dari musik. headphone , IEM atau earbud selalu berada di sisi anda . Atau setup sound system standar bahkan sultan sekalipun.

Sebenarnya sih sesi paling puas yang didapat adalah ketika berhasil mengekspresikan dan membawa musik yang didengar dilampiaskan ke instrumen dan leluasa teriak2/nyanyi seenaknya tanpa ada yang mengganggu. Hal yang bagus bagi yang bisa main instrumen.

i like funk, folk music ,metal, classical music , shoegaze, jazz , modern music mixed with traditional instrument / ethnic music from my country indonesia, rock and its subgenres, a bit of electro, new waves, underground and few indie musics , old school rnb and ballads.

My playlist / playlist saya ( rarely updated ) ->

https://www.youtube.com/playlist?list=PL_tp4ZQ-54u4pR6OUZLaoaL4G83SohoU3

Or

*click music video to explore playlist

Tidak ada playlist di spotify, deezer, itunes,dll? Nope karena udah terlanjur banyak ter-add di custom playlist youtube, capek mindahinnya…

Layanan streaming musik memang mudah digunakan untuk pemasaran self-record dan banyak hal positif lainnya.

Tetapi rilisan fisik punya segmen dan khas tersendiri . Yes i encountered a difficulty when i want to find physical release / record . So many music stores have closed down. A music stores that are widely known in indonesia are aquarius mahakam and disc tarra.

Waktu istirahat/tidur rusak saat wfh, something wrong with this body (brief story)

Broken sleep time / irregularly sleep then anxious, excessive sweat, heavy breathing,excessive food craving to relieve the stress , fatigue , palcipitation and many more.. Raising awareness of my own health

Seeking for sleeping pill… sebagian orang pasti ngalamin kaya gini. Walking zombie..

I feel like dying and numb, i don’t know what kind of illness i have now.

Sometimes i wanna run away from this home , it’s kinda unconvenience place full of countless problem , ridiculous rules and anger . Seperti biasa saya selalu usahakan balik sore sekali malam setiap hari entah dari kampus,dll. Saya sangat senang menghindari tempat kediaman. belum lagi urge petualang ekstrovert . sums up my day.

Saya lelah menjadi eccedentessiast sepanjang hari

Susah sekali untuk fokus ke suatu hal tapi emang udah dari dulu sih hahaha , i hope i don’t get adhd

Kalau gaada kontak berkepanjangan especially for my close friend , maybe i have met my end , so continue mind your own business and forget me. Kalau sebaliknya, i’m well. Just that

Singkat cerita efek buruk wfh/sfh (work from home / study from home ) sudah mulai terasa.. Waktu tidur tidak menentu , insomniac , jadwal latihan fisik hancur, overnight ngerjain tugas bejibun beda dari kelas biasanya, cemas , palsipitasi ,etc

This developing symptoms severely irritating .

Bunga tidur sudah jarang didapat, tidur sesuai rekomendasi yaitu minimal 7-8 jam hanyalah mimpi belaka. Jam biologis rusak layaknya mesin yang dipaksa kerja terus menerus.

I should stop pushing myslef pursuing nonsense tasks too hard, tugas yang belum tentu menjamin masa depan. Those tasks were hardly done .

i need to chill a bit ,but the burden is too much..

This health slowly going downhill but sometimes it’s going better again

Konsul ke dokter ? Harusnya begitu , again money is matter when half of the population loses job, then it’s hard to go to medical service coz people who run hospital / medic service need operational cost either . People need to find jobs too , unemployment is nightmare . Slave to the money. kesempatan terbuka lebar sebenarnya. lagi- lagi kalo tidak bisa jaga kesehatan masa wfh bisa jadi lahan penyakit baru bermunculan entah fisik maupun psikis

I do miss before and pre wfh time when everything was normal and controlable , after long period of wfh this events warn me to take care of my self better or look after youself.

Terkadang terlalu lama dirumah dapat menjadi torture chamber

Virus jahanam yang mengubah kebiasaan dan norma dari kehidupan sebelum pandemi, dunia akan terlihat berbeda kelak, what a bloody-cold shit virus , corona is trying to turn our normal world into distopyan-like world. Virus t*i anj*ng.

corona likes the ‘new world order’?… Tatanan dunia baru akan tercipta?

Maybe i should choose different path as of now , starting a new arduous journey, diverging current life path. Sometimes life doesn’t meet your expectation. All does not stop here.

Short rant : wireless router murah (yang nyatanya gak) bagus. Piece of trash.

Hidup dalam dunia serba digital , traffic internet inbound-outbound internet di rumah sendiri banyak tidak karuan. Devices bisa nambah seiring waktu dan banyak yang makai , workload pun nambah . Tapi ternyata media transmitter koneksi ISP kabel over-the-air nya letoy. Apalagi harus dipaksa WFH pas berlangsungnya pandemic dan harus serba online, sengsara menghampiri. Crap wireless router is a BIG NO.

~ada harga ada rupa , you get what you pay for.

Yup seperti kata-kata diatas , apapun itu yang dikerjakan di smartphone atau laptop, apapun bentuknya mau streaming,download,browsing,dll dan yang mau selfhost ( inspirasi saya adalah reddit r/selfhost dan suka decentralized service) sekarang semua rata-rata pake & demand koneksi internet ( walau ga smuanya sih tapi berbarengan misal akses yang lokal – lokal aja macem transfer file atau kebutuhan server lokal lainnya ). Kebayang traffic bejibun dan konkuren ( simultaneous dan bersamaan ) dan banyak device terkoneksi, Tapi apa yang terjadi jika wireless router yang dipunya ga reliable? Yang kalo workload nya banyak bawaannya disconnect terus? Ya pengennya dipalu aja itu alatnya .

Cheapo tempelink(TP-Link) Wireless N Router – WR-740n versi 4

Entah apa yang salah dengan alat satu ini , sering kesambet ini geblek , merek nya TP-Link model WR-740N. Sudah 8 tahun beroperasi sih ( sudah mengabdi memancarkan Wi-Fi dari circa 2012 , udah capek kayaknya ). Harganya pun terjangkau karena < 200k IDR ( dibawah 200 ribu rupiah) atau around $10 kalau pakai mata uang asing. Ga terlalu panas suhunya dalam beroperasinya sih , kalo dikasih heatsink dan kipas kecil harus dibongkar lagi serta dicari power source kipasnya, tapi tergolong bandel sih ya buat usage 24/7(dalam artian kaga modar / mokad2 , umur panjang). Dengan banyaknya device yang make ( device > 5 ) dia akan otomatis ‘ngambek’. Ngambekan minta direstart minimal 4-5 kali dalam sebulan. Mau auto restart gaada fitur auto-scheduler nya. Well salah saya juga dulu ( yah namanya belum tau apa-apa pas beli barang , awam dan belum sampai fase smart buyer) kalo beli wireless router ga lihat spek/spesifikasi. Sebenarnya cari yang simple aja buat penggunaan di kediaman. Ini alat punya laman config utillity yang simple dan mudah dipahami , user friendly lah istilahnya. Setupnya mudah , cocok buat skala SOHO. Tapi sayangnya dari banyak fitur-fitur yang disediain dari bawaan firmware nya itu takut bikin berat ini router kalau diaktifin semuanya walau berguna rata-rata fiturnya. Sudah malah tidak bisa diliat lagi Memory sama Processor Usagenya.

Ya kali beberapa orang sedang streaming, download , lalu ada yang pake VOIP/video call dan sekedar browsing , eh tiba-tiba random disconnect. ( Continue to page 2)

Biggest enemy in my head

why can’t this intangible torturous mind just vanish? sungguh pikiran yang menyiksa

Myself , ‘designed to suffer’
that gloomy tree tho…

To live is to suffer,to survive is to find some meaning in the suffering

~friedrich nietzsche
Hidup berasa determinis...

Kapan punya chance untuk mecahin penyakit yang tidak terdiagnosa ini ? Mengapa harus terus terpendam dan terjebak dalam arus ketidaktahuan dan rasa penasaran yang menahun ? Mengapa ia dapet stigma negatif dan generalisir yang enggak2 jika dikonsultasikan ke yang ahli / professional?

Self-diagnose memang buruk, tapi jika orang terdekat(dibaca family) anda melarang untuk mencari professional help seperti yang gw alami sekarang,karena merekalah terlalu banyak kekangan,terlalu negative thinking,toxic nya sudah parah banget dan hobi konflik, terlalu banyak remeh temeh dan kurang informasi karena ‘mereka’ yang belum diekspos langsung ke penyakit ini, dan ini memicu lebih banyak aksi klandestin di keseharian , itu udah ngelewatin ambang batas. Gw males banget deal dengan orang konservatif. Sangat sulit menemui orang sekitar yang sekiranya bisa diajak bertukar pikiran untuk hal yang saya alami. Orang orang virtual dan wadah komunitas di internet hanya memberikan pelukan/virtual hug , they can be my companion , itu bisa menjadi tempat untuk melontarkan keluh-kesah tetapi tetap terasa jauh jaraknya dan tidak ada yang benar2 dekat untuk menemani. Terkadang lelah untuk point-out uneg2 yang ga digubris. That’s why we want a freedom and control over our own mind and will. You’re trying to break the chain (referring to this evil mind). Jadi bagi yang udh dapet bantuan, then you’re safe and lucky. May be someday i could conduct this action independently ( tentunya diam2 tanpa pengawasan). Sorry for being anti-rules all the time.

Mengenai kedekatan dengan tuhan..? Well gw lelah dengan dogma agama ditengah2 kejadian ini,ini mah urusan relasi sang makhluk hidup dengan yang transenden dan di keep di area privat saja. hal ini muncul bukan semata mata karena masalah spritualitas saja. Kalo dibilang deket atau enggak dengan Tuhan, yes we are literally very close to God every single day sampe2 setiap hari kepikiran pengen langsung menghilang aja dari dunia ini dan menuju rumahNya yang kekal dan sekejap kembali ke konsep ketiadaan di dunia fisik .

Vanish without meeting your death ? “Berhasil Tak Dipuji, Gagal Dicaci Maki. Hilang Tak Dicari, Mati Tak Diakui” >> i like this principle , tapi ingin melakukannya independen dengan maksud tersendiri tanpa harus terekrut dan ter-afiliasi di suatu lembaga negara yang memakai prinsip ini. We want to go as far as we can and do our own favor, discovering a better place and do something different and extraordinary. Start out a new life and get settled into a new place. There are things need to be cutted out from my life. Assume your past life no longer exist. You are your own life architecture. These need good intentions and readiness. But death seems to be pleasant solution, cause without functioning / active brain there is no torturous feeling :). This ‘natural supercomputer made by omnipotent’ named brain could be source of the problem.

Balik lagi ke hal agamis diatas, Boleh2 saja ngasih saran positif berbau agama tapi rasanya kurang enak kalo belum memahamiNya(terutama diri pengidap maupun yang pemberi saran) lebih dalam, ibarat hanya mengerti nyebut namaNya ,ingin dimengerti terus dari sudut pandang tuhan dan menjalankan ibadah doang tapi implementasi ajaran, pencarian esensi dan pemaknaan dibalik itu semua 0 besar dan kita ngamau ngertiin Tuhan kita sendiri. Ibadah bukan sekedar formalitas. Kayaknya memahami agama juga harus pakai pandangan filosofis juga jadi ga cuma dogma oriented yang dimana akhir2 ini saya menerapkan hal ini.

Worst case mengenai tingkat kerelegiusan bagi yang udah parah ngalamin ini adalah bisa sampai ke fase ‘questioning your own God and Religion’, ‘Trying to define your God with another perspective and understanding the so called ‘God’ based on logical and rational thinking ‘ walau kepercayaan ga bisa dirasionalkan terus menerus , ‘Dimanakah tuhan di tengah kejadian ini?’, ‘Apa sih maksud ‘the grand design’ yang dia buat diperlakukan seperti ini dan kenapa kita tidak bisa mengelak?’, dst. Ini sih sebenarnya lebih ke bentuk antitesis dari kealiman dan religius. Seperti berusaha mencari kebenaran pada agama sendiri tetapi kebenaran subyektif lah yang didapat karena menurut point of view sendiri sedangkan pencarian kebenaran obyektif nya yang menimbulkan rasa penasaran terus dan indra serta akal pada tubuh punya limitasi dalam memahami dan mengejar ini lebih dalam ( di area metafisik ). Fase ini cukup bertahan lama sampai waktu dimana umatNya terketuk lagi hatinya tiba yang dimana biasa sudah dapat jalan keluar perlahan dari masalah ini. Susah sekali keluar dari fase ini.

Bisa diliat fenomena diatas , saran dogma yang dikasih dan fase diatas ibarat 2 kutub magnet yaitu positif dan negatif tapi disandingkan yang sejenis maka akan saling tolak-menolak.

Sebuah hal yang tidak mengenakkan dan cukup bikin menderita untuk dialami setiap hari. Terkadang hal ini semaunya menjangkiti pikiran dan gak bisa diajak kompromi,sulit diatur,sulit dilupakan dan butuh waktu untuk menjinakkannya. Apakah itu?

Saya gak tau apa kata kata yang tepat , disini saya nyoba bersemantik dahulu aja. Saya nyebutnya ‘unbalanced mind’ aja deh. Kalo kata2 ‘depressed’ harus dapat istilah persamaan lain dan lama2 kayak ada pergeseran makna karena di jaman now cuma jadi ajang untuk ‘showing a fake,over whining dan ajang make fun’ di internet jadi kurang enak kalo istilah ini sering di bring-up , lalu bagaimana bagi yang aslinya bener2 mengidap dan jujur ?.

Disisi lain, hal ini sulit untuk diketahui asal usulnya / sulit untuk di-trace darimana karena ia berkembang begitu aja, pengalaman yang dialamin setiap orang pun bahkan bisa berbeda beda padahal gak ada yang ngatur prefrensinya .. Well is that about how mind and nature works?, ia tidak ada masa kadaluarsanya, cenderung awet lalu membekas, ia tidak terikat oleh ruang dan waktu, tidak ada sekat yang membatasi hal bernama ‘pikiran’ apalagi kalau sudah berefek pada mental, tetapi pikiran yang tidak mengenakkan ini seolah olah ia punya ruang tersendiri di kepala, rasanya ia bebas berkelana tanpa adanya obstacle di setiap neuron2 yang saling menembak , dan sulit dirasakan dan sukar dilacak jejak awal eksistensinya. (Lanjut ke page 2)

“Weed out class”?… Seleksi alam..

~gw rekomendasikan untuk merenungkan aspek ini kembali dan jangan sampai tersesat/salah arah/ menyesal. Gw juga mengalami hal demikian sekarang dan tidak tahu kedepannya bakal gimana karena gw bukan seorang peramal. Sebuah momok yang menakutkan.

~pendapat saya

Started to realize this during my third semester, and now it’s keep getting worse and dicouraging in my 4th semester . But remain continue coz i don’t want to let ’em down. I’m learning to carry out my responsibility. Walau tetap gatau kedepannya gimana.

Ok gw akan membahas weed out class secara singkat. Sebenarnya weed-out ini sangat sulit dijelaskan dalam pemaparan bahasa indonesia tapi i”ll do my best.

Weed-out class itu hal trivial/ spele yang jarang disadari,dimaknai dan dipertimbangkan calon mahasiswa maupun yang sedang menyandang status mahasiswa. Lebih baik sih pikirkan matang-matang deh.Waktu ‘sadar akan efek weed out’ ini munculnya itu random, bisa diawal , pertengahan semester atau akhiran.

I acknowledged myself dari awal lulus sma i’m a bit forced to go to college and i think it was too rushed , padahal dulu mau break dulu sebenarnya.

Definisi Weed out class ( source from collegeconfidential.com) : weed out class in general was intended to weed out those students who would; not do the work, or were unable to keep up w/the work, and/or didn’t have the ability to advance in the subject beyond the introductory level.

Yang umumnya yaitu ‘Unable to keep up the work’ diatas sama satu point lagi menurut saya, forced to quickly catch up lesson material . those hit us hard.

Weed out class downsidenya bisa berupa down pada mental. Weed out sejenak membuat gw berpikir jurusan yang dipilih di suatu waktu tertentu / sewaktu-waktu no longer suits me. Well life sometimes doesn’t meet your expectation , combating the expectation and forcing it to follow what we want is exhausting. Kalo udah kelamaan ga nyaman serasa Rugi tanem duit ke suatu hal yang kecocokan nya sudah pudar dan ga sesuai keinginan lagi.

Jika fase ini sudah mencapai tingkatnya , rasanya kehendak bebas/free will menghilang begitu saja dan kita bingung mengontrol pilihan yang udah dipilih. Kebimbangan langsung menyeruak.

Ciri weed out class umumnya :

  • Materi yang diajarkan terasa terlalu cepat no matter how pro your professor is.
  • So much RTFM in that class
  • Ujian yang diberikan susahnya melebihi bobot materi yang dijelaskan.
  • Kelas yang dirancang susah sekali , tugas yang menuntut explore materi bener2 deep seluruhnya diluar sesi kelas.
  • Tingkat ketidaklulusan tinggi dan turun temurun diceritakan ear-to-ear dari senior.

Weed out class sendiri punya definisi lainnya, menurut referensi dari urbandictionary.com yaitu “A class, typically in college, that is meant to make the student rethink their major/career path due to unprecedented heavy course loads, high stress-levels, and high-paced environment” atau kalau diartiin simplenya ya kelas matkul yang biasanya di perkuliahan , dimaksudkan untuk menyadarkan mahasiswa /i agar memikirkan/dipikir ulang lagi jurusan mereka pilih /jalur karirnya ( dengan basisnya dari jurusan yang ia pilih) karena disebabkan oleh yang beban tugas berat dari yang sebelumnya, tingkat stres tinggi dan materinya cukup berat.

Ok kenapa ini jadi masalah? Berdasarkan pengalaman saya masuk di jurusan kuliah berbau STEM , ada beberapa matkul baik dri yang level awal awal introduction maupun sampe level advance ( early semester, sophomore and so on) ada nih yang sifatnya untuk ‘weed out’. Kalo menurut pendapat saya weed out itu lebih ke ‘menyaring’ atau ‘memfilter’ para mahasiswa/i yang sedang mengambil matkul itu apakah ‘layak’ kedepannya atau enggak, maksudnya lebih lanjutnya adalah dari matkul yang diambil terutama yang isinya merupakan fundamental / dasar dasar yang melandasi pemahaman dasar bagaimana suatu bidang bekerja dan berbagai teori-teori pendukungnya akan berpengaruh kedepannya ke matkul yang di semester tinggi serta karir yang akan diambil sesudahnya ,dimana matkul itu juga sebagai tolak ukur dan akan bener2 menilai bagaimana skill,keterampilan,niat dan kegigihan mahasiswa/i yang berkutat di bidang itu. ( Lanjut ke hal.2)